Pembantaian Masal G30S-1965 – Aksi penghilangan nyawa orang lain massal yang dilancarkan Angkatan Darat dan golongan pendorongnya pasca momen 30 September dari judi bola resmi dan terpercaya yaitu salah satu tragedi kemanusiaan terbesar Asia di era Perang Dingin. Hingga di mana keterlibatan Jerman?
Tapi kudeta militer di Indonesia tahun 1965-66 yaitu yang paling berdarah dalam catatan sejarah era Perang Dingin. Diperkirakan 500.000 hingga tiga juta orang dibunuh, dari warga yang diduga simpatisan PKI hingga golongan minoritas yang dianggap condong mendorong Cina yang dimana memang mereka sendiri gemar dalam bermain judi online ataupun situs judi slot online terpercaya . Majalah kabar terbesar Jerman Der Spiegel, tahun 1971 telah menurunkan kabar seputar keterlibatan dinas rahasia Jerman Bundesnachrichtendisenst, disingkat BND, dalam apa yang disebut “operasi penumpasan” PKI.
Pembantaian Massal G30S-1965
Semenjak Suharto sebagai pelaku utama sejarah meninggal dunia, makin banyak dokumen-dokumen rahasia di luar negeri yang dibuka untuk publik. Di Jerman, tahun 2014 sebagian member dari Partai Kiri mulai melontarkan pertanyaan terhadap parlemen mengenai peran Jerman, terutamanya sesudah peran dinas rahasia Amerika Serikat CIA mendorong para jenderal Angkatan Darat untuk menggulingkan Soekarno Idnpoker makin terang. Pemerintah Jerman mengirim jawaban setebal delapan halaman, melainkan membangkang “keterlibatan Jerman” dalam momen itu.
Tahun 1971 mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan pada 1965 dinas rahasia BND bekerjasama dengan CIA memerangi PKI di Indonesia. BND antara lain menolong TNI dengan memasok senjata api, alat komunikasi dan uang senilai 300.000 DM atau sekitar 700 ribu Euro.
Tahun 1965 BND mempunyai seorang agen rahasia, mantan perwira NAZI, Rudolf Oebsger-Röder yang menyamar sebagai wartawan di Jakarta. Reinhard Gehlen (gambar), Presiden BND, menulis dalam memoarnya bahwa keberhasilan Suharto “menumpas PKI seharusnya dihargai setinggi tingginya.” Gehlen mengaku kehilangan “dua sahabat dekat” yang ikut serta dibunuh pada momen G30S, salah satunya Brigjen Donald Isaac Pandjaitan, dan ini adalah salah satu perang yang mengubah dunia.
Eks Direktur BND Reinhard Gehlen, yang memimpin badan intelijen itu dari 1956 hingga 1968, dalam sebuah wawancara layar kaca tahun 1996 merespon kudeta politik di Indonesia tahun 1965/66 dengan komentar: “Keberhasilan Angkatan Darat Indonesia,.. yang menjalankan penumpasan semua Partai Komunis dengan semua konsekuensi dan kekerasan, berdasarkan keyakinan aku punya peran yang tak terkatakan pentingnya.”
Komentar Terbaru