Tag: Genosida Kamboja

Apa itu Genosida?

Genosida adalah kejahatan yg diakui secara internasional pada mana tindakan dilakukan dengan maksud buat menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, grup nasional, etnis, ras, atau agama. Tindakan ini termasuk pada 5 kategori:

  • Membunuh anggota gerombolan
  • menyebabkan cedera fisik atau mental yg serius di anggota gerombolan
  • Dengan sengaja menimbulkan syarat kehidupan grup yg diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran fisiknya secara keseluruhan atau sebagian memaksakan tindakan yg dimaksudkan buat mencegah kelahiran pada dalam gerombolan
  • Memindahkan secara paksa anak-anak dari gerombolan ke grup lain
  • Terdapat sejumlah kejahatan serius serta kekerasan lainnya yang tidak termasuk dalam definisi spesifik genosida. Mereka termasuk kejahatan terhadap humanisme, kejahatan perang, pencucian etnis, dan penghilangan nyawa massal.

Asal kata Genosida

kata “genosida” tidak ada sebelum tahun 1944. Ini merupakan istilah yg sangat khusus yang diciptakan oleh seseorang advokat Yahudi-Polandia bernama Raphael Lemkin (1900–1959) yg berusaha mendeskripsikan kebijakan Nazi perihal penghilangan nyawa sistematis selama Holocaust, termasuk penghancuran Yahudi Eropa. beliau menghasilkan istilah genosida dengan menggabungkan geno-, asal kata Yunani buat ras atau suku, dengan -cide, berasal istilah Latin buat membunuh.

Kejahatan Genosida

pada tanggal 9 Desember 1948, di bawah bayang-bayang Holocaust dan tidak sedikit karena upaya tidak kenal lelah asal Lemkin sendiri, PBB menyetujui konvensi wacana Pencegahan serta Penghukuman Kejahatan Genosida. kesepakatan ini menetapkan “genosida” menjadi kejahatan internasional, yg “dilakukan sang negara-negara penandatangan untuk mencegah dan menghukum”. Ini mendefinisikan genosida menjadi:

Apa itu Genosida?

Genosida berarti galat satu asal tindakan berikut yang dilakukan menggunakan maksud buat menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, kelompok nasional, etnis, ras atau agama, mirip:

  • Membunuh anggota grup;
  • Mengakibatkan cedera fisik atau mental yang serius di anggota kelompok;
  • Dengan sengaja mengakibatkan syarat kehidupan gerombolan yang diperhitungkan akan mengakibatkan kehancuran fisiknya secara keseluruhan atau sebagian;
  • Memaksakan tindakan yg dimaksudkan buat mencegah kelahiran di pada gerombolan ;
  • Memindahkan secara paksa anak-anak berasal gerombolan ke grup lain.

Sementara banyak kasus kekerasan yg menargetkan grup telah terjadi sepanjang sejarah dan bahkan semenjak konvensi mulai berlaku, perkembangan aturan dan internasional dari kata tadi terkonsentrasi ke pada 2 periode sejarah yg tidak sinkron: saat asal penciptaan kata sampai penerimaannya menjadi internasional. aturan (1944-1948) serta ketika pengaktifannya menggunakan pembentukan pengadilan pidana internasional buat mengadili kejahatan genosida (1991-1998).

Genosida sebagai Kejahatan Internasional

Pada tanggal 9 Desember 1948, perserikatan Bangsa-Bangsa sempat main situs judi slot online gampang menang sebelum menyetujui perjanjian internasional tertulis yang dikenal sebagai konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida. kesepakatan ini memutuskan genosida menjadi kejahatan internasional, yg “dilakukan sang negara-negara penandatangan buat mencegah serta menghukum”. Mencegah genosida, kewajiban primer lainnya asal kesepakatan , tetap menjadi tantangan yg terus dihadapi oleh negara, institusi, serta individu.

Kejahatan Genosida Paling Diingat Sepanjang Masa

Mengingat Hari Peringatan Holocaust Internasional baru baru ini di 27 Januari, perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak seluruh “buat menghormati para korban era Nazi” serta membangkitkan kesadaran serta pendidikan tentang genosida dan pencegahannya.

Genosida artinya “rencana terkoordinasi berasal berbagai tindakan yg bertujuan menghancurkan fondasi krusial kehidupan kelompok nasional, dengan tujuan memusnahkan gerombolan itu sendiri”, istilah Museum Peringatan Holocaust Amerika perkumpulan, serta kekejaman kejahatan semacam itu sudah menghantui global selama beberapa generasi.

Meskipun Holocaust acapkali Judi Slot Online Jackpot Terbesar sebagai yg paling populer, genosida lain pada seluruh dunia sama-sama mengerikan dan signifikan. peristiwa genosida terburuk dalam sejarah – menurut banyak sekali sumber – merupakan sebagai berikut:

1. Pembantaian Rwanda (1994)

Perang saudara pecah di Rwanda pada tahun 1990, menjadi dampak berasal perseteruan etnis yang mendalam serta skema politik yang korup. Kematian mendadak Presiden Rwanda Habyarimana memicu percikan barah bagi mayoritas Hutu buat menyerang minoritas Tutsi. “gerombolan Hutu ekstremis,” istilah EndGeonocide.org, “membunuh antara 800.000 serta 1 juta orang pada seluruh negeri hanya pada 100 hari,” menjadikannya salah satu genosida menggunakan volume tertinggi pada sejarah.

2. Genosida Armenia (1915-1923)

pada bawah kekuasaan Enver Pasha, antara 1 dan 1,8 juta etnis Armenia serta non-Turki lainnya dibantai, dideportasi, atau mati kelaparan di Kekaisaran Ottoman selama serta di akhir Perang global I Orang Turki sudah menjelaskannya sebagai upaya untuk menyingkirkan kekaisaran asal setiap orang yang terkait menggunakan Rusia. Pemusnahan massal ini diklaim menjadi genosida skala akbar pertama yang diatur pada abad ke-20.

3. Ladang Pembantaian Khmer Merah di Kamboja (1976-1980)

Khmer Merah mengambil alih pemerintahan Kamboja pada tahun 1976 di bawah Rezim Komunis Pol Pot. Mendeklarasikan era baru masyarakat yang berorientasi di petani, Khmer Merah mengevakuasi kota-kota Kamboja serta “memaksa penduduk ini buat bekerja tanpa makanan atau istirahat yg memadai.” Mereka yg tidak bisa memenuhi tuntutan acapkali dieksekusi. di ‘ladang pembantaian’ ini, Khmer Merah membunuh antara 1,7 serta dua juta orang Kamboja.

4. The Holocaust (1939-1945)

Genosida yang paling populer serta didokumentasikan dengan cermat pada sejarah, Holocaust adalah upaya Adolph Hitler buat memusnahkan seluruh “yang tidak diinginkan” asal Third Reich-nya. Upaya pembunuhan membentang lebih asal 35 negara Eropa selama Perang global II. Holocaust bertanggung jawab atas kehidupan lebih asal enam juta orang Yahudi, Roma, Slavia, homoseksual, stigma fisik, dan pembangkang kepercayaan .

5. Rezim Komunis Stalin (1929-1953)

Meskipun kejahatan yang kurang dikenal, kengerian yg dilakukan di bawah pemerintahan Joseph Stalin pada Uni Soviet merenggut antara 23 dan 50 juta nyawa. model endemi pembunuhan Stalin termasuk pencucian besar , yg menargetkan susah dikendalikan politik, dan Kelaparan Ukraina, kelaparan massal yang diinduksi secara paksa yg membentuk seluruh penduduk Ukraina tewas perlahan.

Rezim Kejam Khmer Merah Di Kamboja Menghabisi 2 Juta Nyawa

Rezim Kejam Khmer Merah Di Kamboja Menghabisi  – Kamboja ialah negara yang terletak di Asia Tenggara dengan bentuk monarki konstitusional. Negara yang berbatasan dengan Vietnam, Laos, dan Thailand ini pernah mengalami perubahan radikal pada saat era kekuasaan rezim komunis-maois di sekitaran tahun 1975-1979. Rezim yang dipimpin oleh Saloth Sar, atau yang lebih dikenali bernama Pol Pot ini tewaskan sampai 2 juta warga Kamboja karena lakukan pembantaian, kerja paksakan, sakit, dan kelaparan. Hal ini bahkan tercatat sebagai salah satu era paling kelam dan berdarah sepanjang sejarah Asia Tenggara.

Rezim komunis-maois yang menamakan diri sebagai Khmer Merah ini dibangun secara perlahan di sepanjang dekade tahun 1960-an di hutan-hutan sebelah timur kamboja. Pasukan ini didukung oleh tentara Vietnam Utara, Viet Cong (organisasi massa penentang agresi Amerika Serikat dan Vietnam Selatan), dan Pathet Lao (gerakan komunis di Laos).

Pada 17 April 1975, tepat hari ini 44 tahun silam, pasukan Khmer Merah sukses merampas ibukota Phnom Penh. Time http://www.inadesfo.org/ menulisnya sebagai perolehan yang tidak begitu mengagetkan. Sepanjang perang berjalan, tentara komunis-maois itu terus-terusan tingkatkan kemampuannya. Di lain sisi AS sudah mundur dari ibukota, hingga kejatuhannya tinggal menanti waktu. Pol Pot, Nuon Chea, Ieng Sary, Son Sen, dan Khieu Samphan pimpin rezim baru. Pol Pot jadi yang paling berkuasa karena menggenggam kedudukan sebagai Pertama Menteri sekalian Ketua Politbiro dan Komite Sentra CPK. Mereka mengganti nama negara jadi Kampuchea (per 1976 jadi Democratic Kampuchea), nama yang lebih dicintai kelompok komunis daripada “Cambodia” (Kamboja).

Setelah itu apa yang para sejarawan sebutkan sebagai “eksperimen sosial” yang radikal. Warga Kampuchea diisolasi dari semua dampak asing. Rakyat kota diungsikan semua ke tempat perdesaan. Bank dihentikan operasinya. Sekolah, rumah sakit, dan beberapa pabrik ditutup.

Seperti rezim mengatakan negara akan mengawali “Tahun 0”, Pol Pot ingin warga Kampuchea “tercipta kembali” lewat kolektivisme dan swasembada absolut. Dia yakin peraturan itu akan ikut menggairahkan daya produksi kerajinan dan kekuatan industri negara di masa datang.

Pertama kali rezim Khmer Merah jalankan penyelamatan warga kota Phnom Penh ke daerah pedesaan. Mereka dipaksakan tinggalkan karier lama untuk terjun buka tempat persawahan dan mengurus dan memetik padi. Terkecuali yang punyai kekuatan tehnis, mereka dibawa kembali lagi ke kota untuk jalankan beberapa pabrik. Di titik ini genosida sebetulnya telah berjalan. Long march yang dijalani beberapa ribu masyarakat kota ke wilayah tepian membunuh anak-anak, orangtua, dan orang sakit. Mereka yang pada akhirnya sampai di lokasi juga mendapatkan siksaan sama karena tiap hari dipaksakan kerja dalam waktu lama dan pada keadaan yang mengenaskan. Istirahat dan makan ialah dua hal yang bernilai sangat mahal. Banyak yang pada akhirnya meregang nyawa karena tenaganya habis, kelaparan kronis, atau didera penyakit membahayakan seperti malaria. Beberapa karyawan akan dilakukan bila usaha lari dari komune-komune. Pelanggaran ketentuan, walau yang remeh, akan diganjar resiko berat. Pelanggar umumnya akan dipisah sembunyi-sembunyi dari karyawan lain, dibawa ke rimba atau persawahan terasing sesudah matahari tenggelam, lalu dilakukan mati.

Ada beberapa versus berkenaan keseluruhan korban jiwa karena genosida sepanjang kekuasaan Khmer Merah. The Cambodian Genocide Porgram di Yale University, misalkan, memprediksi korban kematian capai 1,tujuh juta jiwa atau sekitaran 21 % dari keseluruhan komunitas Kamboja pada tengah 1970-an. Interograsi PBB menyebutkan prediksi yang semakin tinggi: di antara 2-3 juta. Dalam pada itu beberapa periset mandiri menyebutkan 1,17-3,45 juta jiwa. Bila menggunakan angka rerata, korban kematian Khmer Merah sering diperlihatkan di angka dua juta. Separuhnya karena eksekusi. Bekasnya karena kelaparan atau penyakit. Eksperimen sosial rezim kejam Khmer Merah digerakkan dengan demikian autokratis, xenofobik, paranoid, dan represif. Sejarawan melihatnya sebagai jalan bunuh diri. Realitanya, Democratic Kampuchea hanya bertahan sepanjang 4 tahun.